Ahlan Wa Sahlan

WEB PONDOK PESANTREN AL-BASYARIYAH TELAH BERALIH KE http://www.al-basyariyah.or.id

Sunday, October 26, 2008

Status Ijazah

Status Ijazah



STATUS IJAZAH TAMATAN

1. Diakui setara dengan SMA Negeri sesuai SK. MENDIKNAS No. 240/ C/ Kep/ MN/ 2003 dengan tanpa harus mengikuti UAN sesuai surat Dirjen No. 2414/ C/ MN/ 2004.

2. MA (Madrasah Aliyah) jurusan IPA, IPS dan Keagamaan dengan status Madrasah terakreditasi peringkat A (Sangat baik/unggul) sesuai piagam Akreditasi Departemen Agama Kanwil Propinsi Jawa Barat No. A/ KW.10.4/ MA/ 04/ 016/ 2006.

3. MTsP (Madrasah Tsanawiyah Pesantren) dengan status Madrasah terakreditasi dengan peringkat A (Sangat baik/ unggul) sesuai piagam Akreditasi Departemen Agama Kanwil Propinsi Jawa Barat No. A/ KW. 10. 4/ MTs/ 04/ 142/ 2006.

4. SD Pesantren, terakreditasi A SK BAN S/ M Propinsi Jawa Barat No. Dd. 020276.

5. TK

Acuan Pondok

ACUAN TMI PONDOK PESANTREN
AL - BASYARIYAH BANDUNG

A. Nilai - Nilai Dasar
1. Keimanan, keislaman, keihsanan.
2. Keindonesiaan (Pancasila, UUD 1945 dan peraturan perundang - undangan yang berlaku)
3. Kepesantrenan.
4. Memiliki jiwa :
a. Ikhlas, sederhana, ukhuwah islamiyyah, mandiri, bebas
b. Berjuang lillahi ta'ala
c. Disiplin (Khidmat dan taat/ patuh terhadap segala peraturan)
d. Ibadah

B. Visi
1. Sebagai sebuah lembaga pendidikan islam yang berkualitas pencetak kader - kader ulama intelek/ ahli dzikir, menjadi lembur ilmu, majelis disiplin, kancah ibadah, wahana perjuangan dalam mencapai fidunya hasanah wa fil akhiroti hasanah waqina adza bannar.
2. Pencetak kader - kader khoirunnas anfauhum linnaas.

C. Misi
1. Mengajarkan ilmu - ilmu pengetahuan agama islam dan pengetahuan umum secara seimbang dalam rangka terciptanya kader - kader ulama intelek dan khoerunnas.
2. Melatih santri menjadi pengamal ilmu, ahli ibadah, taqorrub dan taat kepada Allah SWT, Rosulullah dan Ulil Amri.
3. Mendidik santri berakhlakul karimah, tawadhu, disiplin dalam segala bidang dan berkepribadian Indonesia yang beriman dan bertaqwa.

D. Tujuan
1. Terciptanya pemimpin mutaqqin, mutafaqqih fiddin, berbudi luhur, berbadan sehat, berpengetahuan luas, berpikiran bebas, ikhlas beramal, terampil dan berjiwa juang.
2. Terwujudnya Warga Negara Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
3. Terbentuknya Baldatun Thoyyibatun Warobbun Ghufur di NKRI.

E. Motto Pondok
1. Mutaffaqih Fiddin, berbudi luhur, berbadan sehat, berpengetahuan luas.
2. Berdiri di atas dan untuk semua golongan.
3. Melestarikan nilai - nilai lama yang baik dan menggali nilai - nilai baru yang lebih baik.

F. Falsafah Pondok
1. Disiplin adalah kunci sukses dalam segala bidang.
2. Biar santri kabur karena tidak kuat dengan disiplin, asal jangan santri kabur karena kesan pondok tidak disiplin.
3. Anda mau silahkan ikut aku, tidak mau jangan ganggu, mau ganggu aku tetap berlalu.
4. Disiplin itu tidak enak, tapi lebih tidak enak apabila tidak disiplin.
5. Dimanapun aku berpijak, disiplin Al - Basyariyah adalah pelita jalan hidupku.
6. Al - Basyariyah tempat orang - orang baik dan orang - orang yang tidak baik yang ingin menjadi baik.
7. Ujian untuk giat belajar, bukan giat belajar untuk ujian.
8. Pondok untuk berjuang ibadah karena Allah, bukan untuk meraih rizqi guna memperkaya diri pribadi.
9. Bekerja keras untuk berjasa, bukan untuk dibalas jasa.
10. Apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan dialami santri sehari - hari adalah pendidikan dan latihan bagi pribadinya untuk bekal terjun ke masyarakat kelak.
11. Sedikit ilmu yang diajarkan di pondok adalah kunci untuk membuka lautan ilmu yang sangat luas.
12. Siap dipimpin dan siap memimpin. Patah satu tumbuh hilang berganti.
13. Cepat tanggap penuh perhatian adalah kunci keberhasilan.
14. Shalat berjama'ah, Qiro'atul Qur'an, berdzikir, berdo'a sambil giat belajar dalam tholabul'ilmi.

G. Orientasi Pendidikan
1. Ajaran Allah SWT, Rasulullah SAW dan Ulama sebagai pewaris Nabi.
2. Tidak berpartai, sebagai perekat umat dengan prinsip berdiri di atas dan untuk semua golongan.
3. Ibadah karena Allah Ta'ala.

H. Profil Alumni
1. Mu'min, muslim, muhsin.
2. Taat kepada Allah, Rasulullah SAW dan Ulil Amri/ahli ibadah.
3. Perekat umat, penyejuk kalbu.
4. Berjiwa juang, bekerja keras, tanggung jawab, aktif, kreatif, semangat, peduli lingkungan dan berani hidup, tak takut mati.

Sunnah dan Disiplin Pondok

Sunnah dan Disiplin

PONDOK PESANTREN AL - BASYARIYAH

A. Hal - hal yang diwajibkan untuk seluruh santri Al - Basyariyah, baik santri putra maupun santri putri
1. Wajib menghormati kakak kelas, menghargai angkatan dan menyayangi terhadap adik kelas.
2. Ikhlas menerima teguran, hukuman dari pengurus, pengasuh, guru, apalagi Kyai.
3. Menerapkan 5 S (Sopan, Santun, Senyum, Sapa, Salam)
4. Tidak berandalan/ ugal - ugalan, berpakaian rapih dan seragam pada :
a. Masuk sekolah mengenakan pakaian batik (Senin - Kamis) dan pakaian Pramuka (Sabtu & Ahad)
b. Shalat berjama'ah memakai pakaian putih.
c. Acara Muhadhoroh/ pidato mengenakan seragam putih dan hitam.
d. Acara Olah Raga, seni dan keterampilan mengenakan kaos dan training yang berlogokan Al - Basyariyah.
e. Acara upacara Pramuka memakai pakaian Pramuka lengkap.
5. Wajib mengikuti acara/kegiatan yang telah terprogram, antara lain :
a. KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)
b. Darsul Idhof (Pelajaran Ekstrakulikuler)
c. 4 M (Muhadhoroh, Mumarrosah, Muhadatsah dan Mufrodat)
d. Pramuka
e. OSKIS (Olahraga, Seni, Keterampilan, dan Ibadah Sosial)
f. Tadarus Qur'an
g. Berjama'ah shalat fardhu
h. Pembacaan I'lanat (Pengumuman)
i. Ta'alummuajah (Belajar Terpimpin)
j. Tandzif (Bebersih Lingkungan)
k. Instruksi mendadak dari pimpinan pondok.
6. Seluruh santri wajib menjunjung tinggi nama baik dan mencegah pencemaran nama baik pondok.
7. Wajib berpakaian rapih, sopan menurut/ sesuai alam pesantren.
8. Wajib berbahasa Arab - Inggris, terkecuali :
a. KBM
b. Ta'alum Muajjah
c. Konsultasi dengan Asatidz/ Asatidzah dan Buya
d. Disaat berbincang - bincang/ bercakap - cakap dengan tamu
e. Ketika menjadi instruktur
f. Ketika acara resmi
g. Dan bagi santri baru diperbolehkan menggunakan bahasa Indonesia dengan frekuensi 6 bulan, namun dilarang berbahasa daerah.

B. Ketentuan bagi santri putra
a. Rambut harus selalu pendek sesuai model yang telah ditentukan oleh pondok.
b. Diwajibkan memakai peci model nasional atau yang lainnya kecuali di botak.
c. Diwajibkan memakai ikat pinggang (sabuk) ketika memakai sarung/ celana.
d. Dan peraturan - peraturan lain sesuai dengan instruksi pimpinan pondok putra.

C. Ketentuan bagi santri putri
a. Wajib memakai kaos dalam tatkala memakai baju putih/baju lain yang transparan.
b. Diwajibkan memakai dalaman rok tatkala memakai belahan rok diatas 5 cm/ rok yang transparan.
c. Diwajibkan memakai dalaman topi ketika KBM.
d. Dan peraturan - peraturan lain sesuai dengan instruksi pimpinan pondok .

D. Jenis - jenis peraturan yang diharamkan untuk seluruh santri Al - Basyariyah baik putra maupun putri
1. Berteriak keras - keras tanpa menggunakan bahasa (Arab dan Inggris) terkecuali para instruktur.
2. Makan dan minum sambil berdiri, makan bersama dalam satu wadah, makan tidak menggunakan piring dan makan di hujroh.
3. Memakai kaos terkecuali beridedintaskan Al - Basyariyah.
4. Membeli sesuatu kepada penjual illegal (Penjual tanpa izin dari pondok), jajan diluar atau jajan tanpa menggunakan uang pondok (Kupon sebagai alat transaksi)
5. Syifah/ berkomunikasi antara santri putra dan santri putri, bagaimanapun caranya. Seperti :
a. Berkomunikasi dengan cara surat - menyurat
b. Berkomunikasi lewat sarana telepon
c. Berkomunikasi dengan isyarat
d. Berkomunikasi dengan cara saling pinjam/ kirim
e. Atau dengan cara - cara lain.
6. Menolak hukuman yang telah dijatuhkan.
7. Bertengkar/ berkelahi, bermusuh - musuhan, mengintimidasi, memeras, mengancam, memukul tanpa ada wewenang dari sesepuh pondok.
8. Adik - adikan dan kakak - kakaan sesama jenis atau lawan jenis.
9. Meninggalkan pondok tanpa seizin pihak yang berwenang (kabur), maka tatkala kembali ke pondok akan diberikan sanksi/ hukuman sesuai dengan hukuman yang akan diberikan oleh pimpinan pondok.
10. Mencuri dan mengghosob (Memakai tanpa seizin pemiliknya) barang milik orang lain.
11. Menerima tamu tanpa melalui BAPENTA (Bagian Penerimaan Tamu), seperti :
a. Menerima tamu di kamar - kamar/ di depan - depan kamar.
b. Merima tamu di kelas.
c. Menerima tamu di jalan.
d. Menerima tamu di Madrasah.
e. Menerima tamu alumnus (Putra/ Putri) ataupun tamu yang tidak terdata pada kartu kunjungan.
f. Menerima tamu di rumah - rumah masyarakat sekitar pondok.
12. Mengadakan aktifitas dan kreatifitas di luar pondok dan mengatas namakan pesantren tanpa seizin dari pihak pondok pesantren seperti :
a. Mengikuti perlombaan - perlombaan.
b. Menampilkan kesenian pada setiap acara/ resepsi/ tabligh dan sebagainya.
c. Mengadakan acara rihlah/ kunjungan/ observasi baik diadakan oleh guru dalam/ guru luar pondok tanpa seizin pihak pondok.
13. Tidur menginap di rumah masyarakat.
14. Menelepon ketika perpulangan santri, baik putra maupun putri.
15. Membawa alat komunikasi dan elektronik lainnya.

E. Larangan bagi santri putra
a. Merokok kecuali telah memiliki SIM (Surat Izin Merokok).
b. Memakai aksesoris dan sejenisnya.

F. Larangan bagi sanri putri
a. Memakai baju diatas pantat, baju ngetat, baju berskeng dan baju yang transparan.
b. Memakai jaket dan celana panjang sebelum jam malam, terkecuali apabila anak tersebut sakit/ bolisah lael (Piket malam).
c. Memakai rok, baju, celana yang menyerupai kain Levis.
d. Memakai kaos/ training yang tidak berlogokan Al - Basyariyah.
e. Memakai kemeja/ pakaian yang menyerupai laki - laki.
f. Memperlihatkan aurat/ melinting lengan baju.
g. Menggunakan hiasan berlebih - lebihan.
h. Berkerudung mancung/ transparan (gaul).
i. Merusak fasilitas pondok pesantren dan jika benar merusak segera lapor kepimpinan pondok dan menggantinya.

G. Jenis - jenis sanksi/ iqob/ hukuman Pondok Pesantren Al - Basyariyah
1. Teguran di tempat/ islahul mubasyir.
2. Dimarahi.
3. Ditempeleng oleh Buya/ orang yang diberi wewenang oleh Buya.
4. Dibotak bagi santri putra dan untuk santri putri memakai kerudung pelanggaran & papan pelanggaran serta dikenakan kifarat.
5. Tahanus (Di penjara). Adapun lamanya tahanus sesuai dengan ketentuan dan selama mendekam di dalam tahanus harus mengikuti aturan seperti :
a. Tidak diperbolehkan masuk kelas atau diperbolehkan masuk kelas tergantung jenis pelanggarannya.
b. Tidak diperbolehkan izin keluar pondok kecuali sakit/ papait.
c. Wajib puasa sunnat Senin & Kamis.
d. Wajib setiap saat Qiro'atul Qur'an, Berdzikir (Istighfar), menalar Al - Qur'an/ Hadits - Hadits/ Do'a - Do'a, membaca buku pelajaran/ menulis karya ilmiah.
e. Wajib sholat tahajjud.
f. Tidak diperbolehkan tidur siang.
g. Berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

Hukuman di atas akan diberikan bagi santri yang melanggar berat oleh pondok, seperti :
a. Ghoib KBM yang disebabkan kabur dari pondok, terlambat datang setelah izin keluar pondok.
b. Syifah/ berkomunikasi antara santri putra dan santri putri.
c. Mencuri.
d. Dan lain - lain.
6. Absensi tercoret
Bagi mereka yang ketika diadakan pengabsenan tidak hadir (Ghoib), ketika :
a. KBM
b. Darsul Idof
c. Pengabsenan oleh sesepuh pondok
7. Dipermalukan dengan cara diberdirikan di Rayon A, C, D dan di panggung dengan menggunakan identitas khusus/ menalar dan membaca Al - Qur'an selama sekian jam/ menit sesuai waktu yang di tentukan.
8. Diskorsing sampai akhir tahun atau sampai tahun ajaran baru (Berikutnya) dengan melaksanakan registrasi bersama santri yang lainnya.
a. Tetap di kelas semula/ turun kelas.
b. Selama di Skor harus meninggalkan pondok.
9. Diberikan tugas untuk melaksanakan sesuatu yang bermanfaat bagi pondok, seperti :
a. Tandzif (Bersih - bersih) sesuai dengan waktu dan tempat yang ditentukan.
b. Mengerjakan suatu pekerjaan.
10. Diberdirikan untuk membaca/ menalar Al - Qur'an/ Hadis/ Doa - Doa sesuai dengan ketentuan.
11. Dilarikan mengelilingi pondok dan diberhentikan oleh sesepuh pondok.
12. Dikembalikan kepada orang tuanya/ di keluarkan oleh pondok.

Profil Pendiri

Profil Pendiri

1. Tahun 1943

Masehi dalam tahun hijriyah 13 Muharram 1362. Hari Rabu, tepatnya jam 16.00 Beliau dilahirkan ke alam dunia oleh pasangan suami istri Al Marhum KH. Ijazi dengan Hj. Nafisah, bertempat di rumahnya jLn. Cibaduyut dan bertepatan dengan lahirnya beliau Mama Cimindi, yaitu Al Marhum KH. Muhammad Zaenal Hasan meninggal dunia. Beliau adalah uyut buya, tokoh ulama pesantren Bandung selatan dari keturunan eyang Agung Mahmud, yang sangat populer pada masanya, Baik dari ilmu lahirnya maupun ilmu batinnya.

2. Tahun 1947

Ayah handa buya yaitu Al Marhum KH. Ijazi bin H. Basyari pimpinan ponpes Sirna Jaya, di sebut juga pesantren Al Basyariyah Cibaduyut sekarang beliau meniggal dunia dalam usia muda, kurang lebih 38 tahun. Beliau meninggalkan istrinya Hj. Nafisan Binti Ibnu Uni Binti Mama Cimindi, dan beliau pula meninggalkan seorang putri bernama Hj. Julaelah, yang pada waktu itu sedang berusia 6 tahun. Serta meninggalkan seorang putra yang berubah namanya, 3 tahun pertama putra tersebut bernama Safulloh di ubah lagi menjadi Saefudin dan untuk terakhir kali perubahan nama untuk putra tersebut yaitu bernama Saeful Azhar.

3. Tahun 1948

Ibunya beliau, yaitu Ma Aji, membawa pindah buya ketempat kelahirannya, yaitu cibaduyut, ke tempat orang tua yaitu kampung Cimindi.

4. Tahun 1940

Buya masuk kelas 1 SR (sekolah rakyat)- SD di zaman Sekarang- di SR Rahayu sekitar jarak 3 k, dari rumah telmat tinggal yang di tempuh pagi dengan jalan kak.

5. Tahun 1951

Ma Aji (ibunda Buya) menikah lagi dengan Mama KH. Suja`i tokoh ulama Toreqat Syabandiyah, pangkalan margahayu.

6. Tahun 1952

Buya di bawa pindah ke tempat tinggal ayah tiri dan sekolahpun di pindahkan ke SR Lumbung kelas 2, sejarak 2 km dari rumah tempat tinggal yang di tempuh di tempuh dengan jalan khaki setiap pagi.

7. Tahun 1954

Buya di pindahkan lagi sekolahnya ke SR cirangrang kelas 4, sejarak 1 km dari rumah di pangkalan.

8. Tahun 1956

Buya lulus dari kelas 4 SR dan melanjutkan ke SMP muslimin.

9. Tahun 1959

Buya tamat dari SMP dan berijazah SMP muslimin.

10. Tahun 1959

Buya pergi merantau untuk mencari ilmu/tafaqoh fiddin, pada pertamanya mondok di pesantren sindang sari cileunyi, Ujung Berung, Bandung. Sebuah pondok salafiyah pimpinan mama KH. Suja`i, pimpinan majelis ulama pertama di jawa barat.

11. Tahun 19 61

Buya merantau ke jawa timur dan mesantren lagi di pesantren Wali songo, ngabar ponorogo Jawa Timur.

12. Tahun 1962

Buya pindah mesantren ke pondok modern. Gontor Ponorogo sampai dengan kelas 6 TMI .

13. Tahun 1966

Buya melanjutkan lagi mesantren ke Tasikmalaya, pondok pesantren Cipasung sebuah pesantren salafiyah terkenal saat itu bertempat di singa parna, pimpinan mama KH. Ruhiyat.

14. Tahun 1967

Buya di angkat menjadi pegawai negri pada kantor dinas urusan agama kota bandung dan juga di tugaskan untuk mengurus pendidikan di masjid agung bandung.

15. Tahun 1967

Buya mendirikan madrasah diniyyah di kampung Cikungkurak, Jln. Caringin, ketika itu buya disantuni oleh paman buya, Bpk. Muhammad Sabiti B.A. Dan tinggal di rumahnya.

16. Tahun 1968

Buya kawin dengan seorang gadis bernama Neneng Sumiatin, yang kemudian namanya di ganti setelah pulang dari mekah dengan Hj. Saja`ah. Beliau putri mama H. Hidayat, dengan ibunya Hj. Hafsah dari kampung cikungkurak, kecamatan babakan ciparay, kota bandung di adalah murid buya sendiri di PGA (Pendidikan Guru Agama) pal genep bandung.

17. Tahun 1970

Buiya di angkat kantor urusan agama, kecamatan babakan ciparay, kota bandung.

18.tahun 1970

Buya menjadi mahasiswa, kulia di IAIN (sunan Gunug Djati Bandung), fakultas Syariah urusan perdata pidana islam.

19. Tahun 1972

Buya punya anak pertama, dengan nama siti nurhasanah, yang artinya bahwasanya Cahaya ini adalah cahaya yang indah. Lahir pada hari sabtu 7 Ramadhan 1392 Hijriyah/tanggal 14 Oktober 1972, pada jam 23.50 WIB di parajian oleh paraji ibu Epon, istrinya bah Dahep dari blok kupan.

20 tahun 1973

- Buya lulus Sarjana Muda dan mendapatkan B.A. (Bocakireats of Art) di fakultas Syariah IAIN.

- Buya menerima wakaf abah H. Basyariyah dari Al Marhum KH. Sadeli di cibaduyut.

21. Tahun 1974

Buya merantau lagi menajutkan mesantren di pondok pesantren Al Jawami, Pimpinan KH. Suja`i. Saat itui istrinya di bawa mesantren dan juga anaknya yang berna Siti Nurhasanah (Saat usia 1 ½ tahun).

22. Tahun 1974

Buya melanjutkan kuliah di tingkat doktoral IAIN Sunan Gunung Djati Bandung.

23. Tahun 1975

Buya mempunyai anak yang ke 2, lahir hari rabu jam. 03.04, malam tanggal 24 jumadil awal tahun 19 45 Hijriyah/ 4 Juni 1975, dan di beri nama Lela Siti Nurfajriyah, dan di angkat menjadi penghulu bandung oleh departemen agama.

24. Tahun 1976

Buya di angkat jadi kepala seksi urusan agama oleh Departemen agama bandung.

25. Tahun 1977.

Buya mempunyai anak yang ke 3 lahir pada hari sabtu jam 18.04, tanggal 13 Muharram 1398 Hijriyah/ 24 September 1977, dan diberinama Iyam Siti Nurmayamah.

26. Tahun 1978

Buya mendirikan pesantren salafiyah di cibaduyut yang di berinama pesantren Al Basyariyah Cibaduyut,di kelola sambil kerja di depag kota bandung.

27 tahun 1981

Buya mempunyai anak yang ke 4, lahir hari selasa jam 13.32, tanggal 8 Rayagung 1401/6 Oktober 1981, dan di berinama Isma Siti Nurhajar

28. Tahun 1982

Buya meninggalkan segala jabatan di pemerintahan dan kesibukan kesibukan lainnya karena untuk All in mengurus santri di pondok pesantren. Waktu itu jabatan yang ditinggalkan karena untuk All in di pesantren tersebut, adalah sebagai berikut :

A. Jabatan kepala seksi urusan agama pada kantor departemen agama kota bandung.

B. Jabatan jabatan organisasi yang di bentuk oleh pemerintah, atau bersama pemerintah yang di percayakan kepada buya, seperti ketua BP-4, P2A, MUI, MDUI, dan sebagainya, kurang lebih 8 organisasi.

C. Jabatan sebagai guru atau dosen Honorer di beberapa lembaga pendidikan atau perguruan tinggi, kecuali dosen UNPAS, terus di lanjutkan sampai 6 tahun lamanya.

D. Jabatan jabatan pada organisasi masyarakat

E. Dan lain lain yang kiranya akan menyita waktu All in di pesantren.

30 tahun 1982-1989

Mengasuh santri di pondok pesantren Al Basyariyah Cibaduyut dengan pendidikan formalnya seperti,

Antara lain :

A. Madrasah aliyah non pondok

B. Madrasah Tsanawiyah non pondok

C. SD pesantren non pondok

D. Tk pesantren non pondok

Di samping itu juga madrasah diniyyah, majelis ta`lim dan gerakan gerakan ibadah sosial, serta ma`hadiyah program mondok modal salafiyah.

31. Tahun 1983

Buya mempunyai anak yang ke 5 lahir hari senin jam 05.01, tanggal 24 muharram 1403 Hijriyah./tanggal 31 Oktober 1983, dan di beri nama Nida Siti Nurzahidah.

32. Tahun 1986

Buya mempunyai anak yang ke 6 lahir hari sabtu jam18.30, tanggal 23 Ramadhan 1406 Hijriyah/ 31 Juli 1986, dan di beri nama Zen Anwar Saeful Basyari

33. Tahun 1988

Buya mempunyai anak yang ke 7 lahir hari kamis, jam 20.00, tanggal 28 Oktober 1988 dan di beri nama Indi Siti Nurihsani

34. Tahun 1989

Buya mendirikan TMI (tarbiyatul Mualimin Al Islamiyah) yang di bawah pendidikan BJI (Bumi Jannah Iliyyin) berlokasi di kampung cimindi dan kampung cigondewah hilir, kecamatan margaasih, kab. Bandung, yang selanjutnya di sebut Al Basyariyah II

35. Tahun 1989 sampai sekarang

mengasuh santri TMI, MAK, MAPU IPS, MAPU IPA, di kampus Al Basyariyah II berada di bawah Bumi Jannah Iliyyin.

36. Tahun 1995

Buya di serahi memimpin pesantren Mas`udiyah selama 1 tahun.

38 Tahun 1997 sampai sekarang

Buya memimpin santri MtsP (Madrasah Tsanawiyah Pesantren). Santri TMI kelas 3 Madrasah Diniyyah Majelis Ta`lim di pondok pesantren Al Basyaryah II Patrol Sari Arjasari yang pelaksanaan hariannya di bantu oleh Mp-3 (majelis Pembantu Pimpinan Pondok) 2007-2008.

Sejarah

Sejarah

Sejarah

SEJARAH PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

A. Kilas balik perjuangan buya

Seiring dengan maju pesatnya pondok pesantren Al Basyariyah, seiring pula dengan banyaknya kepercayaan yang lahir dari masyarakat ke pondok, seiring pula dengan banyaknya masyarakat yang ingin tahun bagaimana periodip perjuangan buya sehingga dapat menjadi seorang kyai yang sukses di zaman era globalisasi ini beliau berhasil mendirikan sebuah lembaga pendidikan yang tersohor ke mana - mana, sampai ke luar negri ; Malaysia, Thailand, dan sebagainya karena masyarakat banyak yang ingin tahu, bahkan orang orang yang sudah suksepun seperti mubaligh yang sudah tersohor kemana mana mereka ingin tahu bagaimana periodip perjuangan buya, maka kesempatan ini akan di dapatkan tentang kilas balik periodip perjuangan beliau.

1. Tahun 1943

Masehi dalam tahun hijriyah 13 Muharram 1362. Hari Rabu, tepatnya jam 16.00 Beliau dilahirkan ke alam dunia oleh pasangan suami istri Al Marhum KH. Ijazi dengan Hj. Nafisah, bertempat di rumahnya jLn. Cibaduyut dan bertepatan dengan lahirnya beliau Mama Cimindi, yaitu Al Marhum KH. Muhammad Zaenal Hasan meninggal dunia. Beliau adalah uyut buya, tokoh ulama pesantren Bandung selatan dari keturunan eyang Agung Mahmud, yang sangat populer pada masanya, Baik dari ilmu lahirnya maupun ilmu batinnya.

2. Tahun 1947

Ayah handa buya yaitu Al Marhum KH. Ijazi bin H. Basyari pimpinan ponpes Sirna Jaya, di sebut juga pesantren Al Basyariyah Cibaduyut sekarang beliau meniggal dunia dalam usia muda, kurang lebih 38 tahun. Beliau meninggalkan istrinya Hj. Nafisan Binti Ibnu Uni Binti Mama Cimindi, dan beliau pula meninggalkan seorang putri bernama Hj. Julaelah, yang pada waktu itu sedang berusia 6 tahun. Serta meninggalkan seorang putra yang berubah namanya, 3 tahun pertama putra tersebut bernama Safulloh di ubah lagi menjadi Saefudin dan untuk terakhir kali perubahan nama untuk putra tersebut yaitu bernama Saeful Azhar.

3. Tahun 1948

Ibunya beliau, yaitu Ma Aji, membawa pindah buya ketempat kelahirannya, yaitu cibaduyut, ke tempat orang tua yaitu kampung Cimindi.

4. Tahun 1940

Buya masuk kelas 1 SR (sekolah rakyat)- SD di zaman Sekarang- di SR Rahayu sekitar jarak 3 k, dari rumah telmat tinggal yang di tempuh pagi dengan jalan kak.

5. Tahun 1951

Ma Aji (ibunda Buya) menikah lagi dengan Mama KH. Suja`i tokoh ulama Toreqat Syabandiyah, pangkalan margahayu.

6. Tahun 1952

Buya di bawa pindah ke tempat tinggal ayah tiri dan sekolahpun di pindahkan ke SR Lumbung kelas 2, sejarak 2 km dari rumah tempat tinggal yang di tempuh di tempuh dengan jalan khaki setiap pagi.

7. Tahun 1954

Buya di pindahkan lagi sekolahnya ke SR cirangrang kelas 4, sejarak 1 km dari rumah di pangkalan.

8. Tahun 1956

Buya lulus dari kelas 4 SR dan melanjutkan ke SMP muslimin.

9. Tahun 1959

Buya tamat dari SMP dan berijazah SMP muslimin.

10. Tahun 1959

Buya pergi merantau untuk mencari ilmu/tafaqoh fiddin, pada pertamanya mondok di pesantren sindang sari cileunyi, Ujung Berung, Bandung. Sebuah pondok salafiyah pimpinan mama KH. Suja`i, pimpinan majelis ulama pertama di jawa barat.

11. Tahun 19 61

Buya merantau ke jawa timur dan mesantren lagi di pesantren Wali songo, ngabar ponorogo Jawa Timur.

12. Tahun 1962

Buya pindah mesantren ke pondok modern. Gontor Ponorogo sampai dengan kelas 6 TMI .

13. Tahun 1966

Buya melanjutkan lagi mesantren ke Tasikmalaya, pondok pesantren Cipasung sebuah pesantren salafiyah terkenal saat itu bertempat di singa parna, pimpinan mama KH. Ruhiyat.

14. Tahun 1967

Buya di angkat menjadi pegawai negri pada kantor dinas urusan agama kota bandung dan juga di tugaskan untuk mengurus pendidikan di masjid agung bandung.

15. Tahun 1967

Buya mendirikan madrasah diniyyah di kampung Cikungkurak, Jln. Caringin, ketika itu buya disantuni oleh paman buya, Bpk. Muhammad Sabiti B.A. Dan tinggal di rumahnya.

16. Tahun 1968

Buya kawin dengan seorang gadis bernama Neneng Sumiatin, yang kemudian namanya di ganti setelah pulang dari mekah dengan Hj. Saja`ah. Beliau putri mama H. Hidayat, dengan ibunya Hj. Hafsah dari kampung cikungkurak, kecamatan babakan ciparay, kota bandung di adalah murid buya sendiri di PGA (Pendidikan Guru Agama) pal genep bandung.

17. Tahun 1970

Buiya di angkat kantor urusan agama, kecamatan babakan ciparay, kota bandung.

18.tahun 1970

Buya menjadi mahasiswa, kulia di IAIN (sunan Gunug Djati Bandung), fakultas Syariah urusan perdata pidana islam.

19. Tahun 1972

Buya punya anak pertama, dengan nama siti nurhasanah, yang artinya bahwasanya Cahaya ini adalah cahaya yang indah. Lahir pada hari sabtu 7 Ramadhan 1392 Hijriyah/tanggal 14 Oktober 1972, pada jam 23.50 WIB di parajian oleh paraji ibu Epon, istrinya bah Dahep dari blok kupan.

20 tahun 1973

- Buya lulus Sarjana Muda dan mendapatkan B.A. (Bocakireats of Art) di fakultas Syariah IAIN.

- Buya menerima wakaf abah H. Basyariyah dari Al Marhum KH. Sadeli di cibaduyut.

21. Tahun 1974

Buya merantau lagi menajutkan mesantren di pondok pesantren Al Jawami, Pimpinan KH. Suja`i. Saat itui istrinya di bawa mesantren dan juga anaknya yang berna Siti Nurhasanah (Saat usia 1 ½ tahun).

22. Tahun 1974

Buya melanjutkan kuliah di tingkat doktoral IAIN Sunan Gunung Djati Bandung.

23. Tahun 1975

Buya mempunyai anak yang ke 2, lahir hari rabu jam. 03.04, malam tanggal 24 jumadil awal tahun 19 45 Hijriyah/ 4 Juni 1975, dan di beri nama Lela Siti Nurfajriyah, dan di angkat menjadi penghulu bandung oleh departemen agama.

24. Tahun 1976

Buya di angkat jadi kepala seksi urusan agama oleh Departemen agama bandung.

25. Tahun 1977.

Buya mempunyai anak yang ke 3 lahir pada hari sabtu jam 18.04, tanggal 13 Muharram 1398 Hijriyah/ 24 September 1977, dan diberinama Iyam Siti Nurmayamah.

26. Tahun 1978

Buya mendirikan pesantren salafiyah di cibaduyut yang di berinama pesantren Al Basyariyah Cibaduyut,di kelola sambil kerja di depag kota bandung.

27 tahun 1981

Buya mempunyai anak yang ke 4, lahir hari selasa jam 13.32, tanggal 8 Rayagung 1401/6 Oktober 1981, dan di berinama Isma Siti Nurhajar

28. Tahun 1982

Buya meninggalkan segala jabatan di pemerintahan dan kesibukan kesibukan lainnya karena untuk All in mengurus santri di pondok pesantren. Waktu itu jabatan yang ditinggalkan karena untuk All in di pesantren tersebut, adalah sebagai berikut :

A. Jabatan kepala seksi urusan agama pada kantor departemen agama kota bandung.

B. Jabatan jabatan organisasi yang di bentuk oleh pemerintah, atau bersama pemerintah yang di percayakan kepada buya, seperti ketua BP-4, P2A, MUI, MDUI, dan sebagainya, kurang lebih 8 organisasi.

C. Jabatan sebagai guru atau dosen Honorer di beberapa lembaga pendidikan atau perguruan tinggi, kecuali dosen UNPAS, terus di lanjutkan sampai 6 tahun lamanya.

D. Jabatan jabatan pada organisasi masyarakat

E. Dan lain lain yang kiranya akan menyita waktu All in di pesantren.

30 tahun 1982-1989

Mengasuh santri di pondok pesantren Al Basyariyah Cibaduyut dengan pendidikan formalnya seperti,

Antara lain :

A. Madrasah aliyah non pondok

B. Madrasah Tsanawiyah non pondok

C. SD pesantren non pondok

D. Tk pesantren non pondok

Di samping itu juga madrasah diniyyah, majelis ta`lim dan gerakan gerakan ibadah sosial, serta ma`hadiyah program mondok modal salafiyah.

31. Tahun 1983

Buya mempunyai anak yang ke 5 lahir hari senin jam 05.01, tanggal 24 muharram 1403 Hijriyah./tanggal 31 Oktober 1983, dan di beri nama Nida Siti Nurzahidah.

32. Tahun 1986

Buya mempunyai anak yang ke 6 lahir hari sabtu jam18.30, tanggal 23 Ramadhan 1406 Hijriyah/ 31 Juli 1986, dan di beri nama Zen Anwar Saeful Basyari

33. Tahun 1988

Buya mempunyai anak yang ke 7 lahir hari kamis, jam 20.00, tanggal 28 Oktober 1988 dan di beri nama Indi Siti Nurihsani

34. Tahun 1989

Buya mendirikan TMI (tarbiyatul Mualimin Al Islamiyah) yang di bawah pendidikan BJI (Bumi Jannah Iliyyin) berlokasi di kampung cimindi dan kampung cigondewah hilir, kecamatan margaasih, kab. Bandung, yang selanjutnya di sebut Al Basyariyah II

35. Tahun 1989 sampai sekarang

mengasuh santri TMI, MAK, MAPU IPS, MAPU IPA, di kampus Al Basyariyah II berada di bawah Bumi Jannah Iliyyin.

36. Tahun 1995

Buya di serahi memimpin pesantren Mas`udiyah selama 1 tahun.

38 Tahun 1997 sampai sekarang

Buya memimpin santri MtsP (Madrasah Tsanawiyah Pesantren). Santri TMI kelas 3 Madrasah Diniyyah Majelis Ta`lim di pondok pesantren Al Basyaryah II Patrol Sari Arjasari yang pelaksanaan hariannya di bantu oleh Mp-3 (majelis Pembantu Pimpinan Pondok) 2007-2008.



KILAS BALIK PONDOK

1. Kampus Cibaduyut

Ditinjau dari historisnya, diawali dengan adanya seorang muslim yang dermawan dikenal dengan nama Abah H. Basyari, beliau mempunyai masjid yang berukuran 6 x 9 meter yang terus diwakafkan kepada KH. Ijazi dan dijadikanlah sebuah pesantren. Namun, pada masa itu sering terjadi berbagai aksi penjajahan (Gerombolan). Sehingga pesantren tadi juga dapat dihancurkannya dan yang tersisa hanyalah sebuah masjid.

Dengan hancurnya pesantren tadi dan sisanya sebuah masjid, adapula yang membangun lagi masjid tersebut dan dijadikan kembali sebuah pesantren yang dipimpin Buya guru, yang bernama KH. Sadeli.

Sekembalinya Buya dari belajar dari berbagai pesantren dan di dasari oleh rasa ingin Buya untuk mengajarkan ilmu yang di dapatnya, maka pada tahun 1972, Pemimpin pesantren tersebut memberikan atau mewakafkan masjid tadi (yang di jadikan pesantren) kepada Buya. Dan disinilah awal Buya mendirikan sebuah pesantren. Pendirian pesantren itu di namai Pondok Pesantren Al Basyariyah. Karena Buya menisbatkan nama pondok itu kepada pemberi modal pertama yaitu Abah H. Basyari, selanjutnya masjid yang didirikan pada tahun 1948 tasi yang hanya berdiri di atas tanah kurang lebih 300 tumbak. Buya jadikan masjid itu sebagai sarana pendidikan bagi Buya. Dan juga berfungsi sebagai asrama bagi santrinya.

Selanjutnya dari perjalanan masjid tua tersebut maka secara resmi didirikan pondok pesantren Al Basyariyah pada bulan Juni 1982. yang diresmikan oleh KH. R. Totoh Abdul Fatah. Beliau atas nama mertuanya yang bernama Mama H. Sujai (Pimpinan Pondok Sindang sari), beliau adalah Guru Buya. Dengan didirikan atau diresmikannya tadi, maka keberadaan pondok sudah diketahui masyarakat dalam maupun lluar, tahun berganti tahun masyarakat tersebut mulai berbondong - bondong masuk ke pondok pesantren Al Basyariyah. Adapun jumlah pertama kali adanya santri di Pondok Pesantren Al Basyariyah adalah 12 orang santri.

Pada tahun ke 2 mulailah berdatangan santri dari luar daerah, sehingga begitu banyak santri dengan fasilitas pondok yang minim, sangatlah sulit untuk menampungnya dan akhirnya rumah Buya pun digunakan untuk para santri. Di tahun kedua juga waktu itu mulai kuriak (membangun). Pada waktu itu pondok hanya membangun tiga lokal yang biayanya ditanggung oleh Buya, yang Buya dapatkan atas penjualan sawah milik ayah Buya seluas 200 tumbak dengan harga 5 Juta.

Melalui perjuangan kerja keras Buya, baik harta, jiwa dan waktu, perkembangan Pondok bertambah maju dan pesat dalam setiap tahunnya, sampai pada tahun ke 6 pondok mampu mendapatkan santri berkisar antara 300 orang.



Perkembangan Gedung LPK (Lokasi Pondok Kholaf)

Dengan mengadaptasi melonjaknya sejumlah santri, maka dibuatlah sebuah gedung yang cukup permanen yang berfungsi sebagai madrasahnya, dari pada pondok Cibaduyut, lokasi ini disebut pondok Kholaf, karena kholaf yang berarti modern. Sesuai dengan almamater pondok, yaitu sebagai pondok modern. Dalam setiap tahunnya bangunan ini mampu menampung beberapa banyak santri yang datang. Dalam perkembangannya gedung ini mempunyai kemajuan, diantaranya :

1. Membangun bangunan yang permanen dan modern.

2. Mengadakan perlengkapan fasilitas, khususnya fasilitas untuk belajar.

3. Dipercaya seluruh lapisan masyarakat.